Seputar Pendaftaran Siswa Baru

Tulisan Terbaru

Pelajari cara cepat mencari tulisan yang anda butuhkan DISINI
Loading

Senin, 30 Mei 2011

Peta Lokasi Kampus SMKN 1 Ampek Angkek



Klik gambar untuk melihat tampilan lebih jelas


Sumber: Google Maps (Update Mei 2011)

Minggu, 29 Mei 2011

Etika Bertetangga

Oleh: Agustiar Nur Akbar
(Mahasiswa program sarjana Fakultas Syari'ah Wal Qonun,
Universitas Al-Azhar Syarif Kairo)


Islam adalah ajaran yang sempurna. Islam mengajarkan dari hal terkecil hingga hal yang besar. Salah satu kesempurnaan itu bisa terlihat pada ajaranya dalam etika bertetangga. Kita sebagai mahluk sosial tidak pernah bisa lepas dari oranglain. Dalam lingkup tempat tinggal kita. Keberadaan tetangga tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita. Kita pun adalah bagian dari tetangga.

Rasulullah saw bersabda, "Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah kanan dan di sebelah kiri (rumahnya)." (HR Ath-Thahawi).

Dari hadis ini sudah jelas tentang siapa tetangga kita. Walau dalam hadis ini disebutkan batasan bukan berati kita tidak boleh mengenal orang yang tinggalnya lebih dari empat puluh rumah. Hadis ini bermaksud menekankan kepada kita tentang hak-hak mereka.

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk tidak boleh kita lakukan terhadap tetangga kita. Kita tidak boleh bersikap pelit ketika tetangga kita mempergunakan sebagian dari bangunan atau halaman rumah kita. Seperti sabda Rasulullah SAW “Janganlah seorang melarang tetangganya menyandarkan kayunya (dijemur) pada dinding rumahnya”. (HR Bukhari).

Hal lain yang tidak boleh kita lakukan adalah acuh ketika tetangga kita kelaparan. Hal ini sangatlah tidak manusiawi. Bahkan Rasulullah SAW menyatakan perbuatan seperti itu bukanlah perbuatan orang yang beriman. “Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu”. (Al Hadis)

Barangsiapa ingin disenangi oleh Allah SWT maka janganlah kita menganggu tetangga kita. Karena hal ini salah satu perbuatan yang disenangi Allah SWT. “Barangsiapa ingin disenangi Allah dan rasulNya hendaklah berbicara jujur, menunaikan amanah dan tidak mengganggu tetangganya”. (HR Al-Baihaqi).

Selain hal itu jika kita menjual rumah kita, maka tetangga kita lebih berhak membelinya dibandingkan dengan orang lain. “Tetangga adalah orang yang paling berhak membeli rumah tetangganya”. (HR Bukhari dan Muslim).

Ada beberapa hak tetangga yang harus kita perhatikan. Di ntaranya ketika tetangga kita sakit kita harus mengunjunginya. Ketika tetangga kita meninggal kita harus mengantarkan jenazahnya. Bahkan jangan samapi tetangga kita menyalakan api tuk menjamu tamu yang ta’ziah. Selanjutnya jika tetangga kita mendapat kebaikan maka ia berhak mendapat ucapan selamat dari kita.

Bangunan rumah kitapun harus kita perhatikan. Jangan sampai lebih tinggi dari tetangga kita. Bukan itu saja, ketika mereka mencium aroma masakan dari rumah kita. Maka tetangga kita berhak tuk merasakan masakan kita. "Hak tetangga ialah bila dia sakit kamu kunjungi dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang kamu pinjami dan bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran) kamu tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh kebaikan kamu mengucapkan selamat kepadanya dan bila dia mengalami musibah kamu datangi untuk menyampaikan rasa duka. Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutup kelancaran angin baginya dan jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk masakan kecuali kamu menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya”. (HR Ath-Thabrani). Wallahu a’lam bi showab

* Diposkan oleh: Zulfahmi

Sabtu, 28 Mei 2011

Identitas Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Ampek Angkek

Nama Sekolah: SMKN 1 Ampek Angkek

Status: Negeri
NSS: 711080101001
Nama Kepala Sekolah: Drs. Musbar
NIP: 19560518 198103 1004
No. SK Kepala Sekolah: 125 Tahun 2009
Tanggal 6 Juli 2009
Diangkat oleh: Kepala Dinas Pendidikan Agam
Alamat Sekolah:
Jalan:Jalan Raya Panca Batu Taba
Kelurahan/Nageri:Batu Taba
Kecamatan: Ampek Angkek
Kabupaten: Agam
Provinsi: Sumatera Barat
No. Telp/Fax: 0752 7834358
Kode Pos: 26191
Email: smikagam@ymail.com
Situs: http://www.smkn1ampekangkek.co.cc
SK Pendirian Sekolah:
Nomor: 107/0/1997
Tanggal: 16 Mei 1997
Program Keahlian:
1. Kria Kayu
2. Kria Tekstil
3. Akuntansi
4. Tata Busana
5. Multimedia
6. Teknik Komputer Jaringan
7. Desain Komunikasi Visual

Jumat, 27 Mei 2011

Download Gratis Video Tutorial KKPI - Excel

Oleh: Dra. Neliyarti

Membaca Tutorial dalam bentuk tulisan memeng bisa membantu tetapi sering kali kita ragu dengan langkah langkah kongritnya.Pada hal detail dari langkah langkahnya sangat kita perlukan.Apalagi jika mengoperasikan Soft ware Mikrosof Ecxel yang banyak bergulat dengan angka angka.Jika Anda tidak tahu caranya bisa menjadi sumber Penyakit.Itulah yang akan ditayangkan oleh Video Tutorial Excel ini.Anda tidak perlu berfikir.Cukup mengikuti Langkah langkahnya.

Silah kan anda downloat videonya secara gratis dibawah ini




Jadwal Penerimaan Siswa Baru SMKN 1 Ampek Angkek 2011/2012

Pendaftaran siswa baru: 20-25 Juni 2011
Pengumuaman Penerimaan: 30 Juni 2011
Pendaftaran Ulang: 1-2 Juli 2011
Pendaftaran Ulang Cadangan: 4-5 Juli 2011
Pengumuman Penerimaan Cadangan: 6-7 Juli 2011

Mulai Belajar Tahun Pelajaran 2011-2012: 11 Juli 2011
Masa Orientasi Siswa (MOS): 11-13 Juli 2011

Kamis, 26 Mei 2011

Daftar Alamat Situs Resmi SMK yang Ada di Kota Padang

Berikut daftar situs resmi SMK Negeri yang ada di kota Padang. Untuk mengaksesnya anda tinggal mengkliknya satu persatu sesuai target kunjungan anda:


Untuk daftar alamat situs resmi SMA Negeri yang ada di kota Padang bisa dilhat DISINI

Daftar Alamat Situs Resmi SMA yang Ada di Kota Padang

Berikut daftar situs resmi SMA Negeri yang ada di kota Padang. Untuk mengaksesnya anda tinggal mengkliknya satu persatu sesuai target kunjungan anda:


Untuk daftar alamat situs resmi SMK Negeri yang ada di kota Padang bisa dilhat DISINI

Struktur Organisasi SMKN 1 Ampek Angkek Tahun Pelajaran 2010/2011


Struktur Organisasi SMKN 1 Ampek Angkek Tahun Pelajaran 2010/2011


Klik gambar jika ingin tampilan yang lebih jelas


Struktur Organisasi SMKN 1 Ampek Angkek Tahun Pelajaran 2009/2010


Struktur Organisasi SMKN 1 Ampek Angkek Tahun Pelajaran 2009/2010

Klik gambar untuk tampilan yang lebih jelas
Dan setelah gambar terbuka jangan lupa klik satu kali lagi


Batuka Baruak jo Cigak, Maimbuah Sikua Karo

Refleksi 13 Tahun Reformasi Bidang Demokrasi
Oleh : Hendri Parjiga


”Sssst… jangan terlalu keras mengritik pemerintah, nanti kamu bisa dijemput malam. Dinding, loteng, meja, kursi, dan semua yang ada di ruang ini, bisa mendengar dan bicara. Kalau kritikan kamu itu disampaikan ke penguasa, bisa hilang malam kamu!”

Di Orde Baru, kalimat peringatan seperti di atas sudah tak asing lagi telontar dari mulut seorang kawan, mengingatkan rekannya yang mencoba mengeluarkan kritikan kepada pemerintah atau penguasa.

Peringatan tersebut bukan tidak beralasan. Tak sedikit tokoh vokal harus hilang dari peredaran. Menghilang tidak tahu rimbanya. Karena tidak ada yang mengetahui ke mana perginya, orang-orang menyebutnya hilang malam. Padahal, dalam Pasal 28 UUD 1945 dengan tegas menyatakan, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

”Hilang malam” paling rawan terjadi saat akan pemilu. Ini terjadi dari tingkatan paling bawah (kampung), hingga nasional. Tokoh-tokoh yang dianggap berseberangan politik dengan penguasa (Golkar) dijemput malam oleh aparat. Warga kampung saya, beberapa hari menjelang pemilu sempat heboh. Salah seorang tokoh di kampung tiba-tiba tidak pulang dua malam. Menurut anggota keluarganya, ia dijemput tiga lelaki berbadan kekar dan berambut cepak. Semua warga kampung buncah.

Pada malam ketiga, si tokoh yang dikabarkan hilang, tiba-tiba pulang. Dari fisik, memang terlihat tidak kurang satu apa pun. Tapi batinnya, sepertinya ada yang disembunyikan.

Belum hilang rasa heran warga yang mendatangi rumahnya untuk memberikan empati, tiba-tiba warga dikejutkan dengan pernyataan seorang tokoh pada warga agar dalam pemilu nanti memberi dukungan kepada partai penguasa. Padahal, sebelumnya, semua tahu, dia adalah tokoh tulen PPP yang paling menentang Golkar.

Pers, sebagai corong demokrasi juga dibungkam. Kebebasan pers dibungkam dengan Peraturan Menteri Penerangan No 1/1984 tentang Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Dengan adanya SIUPP, sebuah penerbitan pers yang izin penerbitannya dicabut oleh Departemen Penerangan akan langsung ditutup oleh pemerintah. Karena itu, pers sangat mudah ditutup dan dibekukan kegiatannya. Pers yang mengritik pembangunan dianggap melawan pemerintah. Bisa dicabut SIUPP-nya.

Tak mau mengambil risiko, media kompak “membela” pemerintah. Tak peduli, kegiatan tersebut menarik, atau hanya sekadar opok-opok. Tak ubahnya corong pemerintah. Budaya telpon pejabat kepada pemilik media membuat sikap kritis wartawan gugur. Beruntung kondisi tersebut tidak bertahan lama. Pada tahun 1990-an, pers di Indonesia mulai melakukan repolitisasi lagi. Sebelum gerakan reformasi dan jatuhnya Soeharto, pers di Indonesia mulai menentang pemerinah dengan memuat artikel-artikel yang kritis terhadap tokoh dan kebijakan Orde Baru. Akibatnya, tiga majalah mingguan; Tempo, DeTIK, dan Editor ditutup.

Bagaimana sekarang? Dengan terbukanya keran demokrasi, semua orang bebas bicara. Bak air bah yang terbuka sumbatnya, arus informasi dan aspirasi mengalir deras. Orang tidak takut lagi melakukan kritikan terhadap pemerintah. Baik melalui aksi demo dan lewat tulisan.

Hanya saja, seiring perjalanan waktu, kebebasan tersebut mulai salah kaprah. Banyak oknum yang memanfaatkan kondisi dengan mencari keuntungan pribadi. Masyarakat yang merasa mendapat perlakuan tidak senang terhadap sebuah kebijakan, diajak melakukan demo. Anehnya, dari sejumlah aksi demo, orangnya itu ke itu saja. Antipati mulai bermunculan.

Yang terbaru, Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (20/5), bernasib seperti kongres di Hotel Premier, Pekanbaru, pada Maret lalu. Yakni, ricuh dan tak menghasilkan apa-apa. Pendukung George Toisutta-Arifin Panigoro yang terkenal dengan nama Kelompok 78 terus berusaha agar jago mereka bisa masuk bursa pencalonan. Padahal, sama dengan Nurdin Halid, Nirwan D Bakrie, nama George dan Arifin jelas-jelas dicekal FIFA.

Kisruh tidak bakarunciangan di tubuh induk organisasi olahraga paling populer tanah air itu menggambarkan betapa bobrok dan salah kaprahnya orang-orang memaknai kebebasan demokrasi di negeri ini. Kubu George dan Arifin yang mengklaim pembawa reformasi di tubuh PSSI, justru melakukan pemaksaan kehendak. Semestinya, George dan Arifin tahu diri. Potret demokrasi di era reformasi benar-benar kebablasan.

Hampir semua ajang pemilihan ketua, seperti munas, mubes, muswil, kongres, selalu menuai masalah. Ricuh. Contoh tak elok itu justru dipertontonkan para petinggi negeri seperti dalam pemilihan calon presiden, gubernur, wali kota/bupati, hingga wali nagari. Perilaku buruk itu kemudian menular ke tingkat parpol, organisasi masyarakat, mahasiswa, profesi hingga organisasi keagamaan sekalipun.

Semua merasa hebat, dan layak menjadi pemimpin. Akibatnya, berbagai cara dihalalkan untuk mencapai tujuan. Saling sikut, hujat dan ancam yang dikenal dengan istilah kampanye hitam, menjadi budaya bangsa ini dalam setiap pemilihan pemimpin di setiap level. Politik uang merajalela. Jangankan untuk pemilihan kepala daerah, pemilihan ketua ormas keagamaan saja, tidak jarang tercium politik uang.

Fenomena itu membuat demokrasi di negeri ini teramat mahal. Semua serba uang. Siapa “beruang”, bisa merebut apa saja. Tidak peduli berkualitas dan berintegritas atau tidak, asalkan bisa memberi kompensasi bagi pemilih. Makanya, di alam demokrasi sekarang, banyak pemimpin-pemimpin berwatak “beruang” mengelola negeri ini.

Pemilihan sosok pemimpin seperti menjual barang dagangan, karena ini zaman democrazy. Politik pencitraan dan uang. Untuk membeli “kendaraan politik” maju sebagai calon kepala daerah saja, bisa miliaran rupiah harganya. Belum lagi uang entertainment, ongkos kampanye dan bagi-bagi uang pada masyarakat. Untuk menjadi gubernur, Mendagri Gamawan Fauzi pernah menyebut minimal habis Rp50 miliar. Sedangkan bupati/wali kota, minimal Rp5 miliar.

Bandingkan dengan gaji wali kota yang hanya Rp 6,2 juta dan gubernur Rp 8,7 juta plus dana taktis sekitar Rp1 miliar setahun, belum bisa menutupi biaya pilkada yang dikeluarkan. Wajar saja, banyak mantan kepala daerah di Sumbar yang kini terjerat kasus korupsi. Seperti dilansir KPK, kepala daerah pilihan rakyat gemar menggunakan uang publik untuk kepentingan pencitraan, biaya kampanye, pendanaan parpol dan bisnis keluarga.

Mahalnya biaya demokrasi liberal itu pula, dari pusat hingga daerah dikuasai kalangan elitis. Jangan harap orang-orang pintar dan berkarakter di Sumbar bisa memimpin negeri ini, mimpi kali ye? Saking mahalnya demokrasi, praktik korupsi beranak pinak. Kini, korupsi itu membiak hingga rakyat badarai. Uang gempa sekalipun, dilibas oknum birokrasi hingga masyarakat di akar rumput.

Sebut saja, hampir semua lembaga formal dan nonformal, tak luput dari politik uang. Bahkan, lembaga demokrasi produk Reformasi, juga tersandera korupsi. Mahkamah Konstitusi saja, tidak luput diterpa kasus suap. Inilah demokrasi prosedural, belum substansial. Demokrasi dibajak kaum oportunis, yang pandai bergonta-ganti warna baju, bendera dan kulit.

Buruk rupa wajah demokrasi Sumbar, tecermin dari hasil penelitian The Habibie Centre pada 2009 lalu. Siti Zuhro bersama Eko Prasojo, dan TA Legowo menyebutkan, perjalanan demokrasi di Sumbar justru suram, kontraproduktif dengan kultur Minang yang egaliter. Fungsi lembaga-lembaga demokrasi lokal mandul, karena telah terkooptasi oleh elite-elite lokal yang pragmatis.

Para peneliti yang juga pakar demokrasi dan otonomi daerah itu menyimpulkan, tumpuan harapan itu kini bergantung pada kekuatan masyarakat sipil yang tergabung dalam lembaga nonpemerintah, ketika peran pilar demokrasi (eksekutif, legislatif, yudikatif dan pers) hingga intelektual kampus mulai redup.

Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafi’i Maarif menilai, citra kepemimpinan pemerintah Orde Baru lebih bagus dari kepemimpinan SBY. Juga lebih efektif. “Terlepas Soeharto banyak dimensi buruknya. Soeharto punya ketegasan dan berani mengambil keputusan,” katanya.

Namun, pria kelahiran Sumpurkudus, Sumatera Barat, 31 Mei 1935 itu, mengakui, pemerintahan Orde Baru juga banyak sisi buruknya. Salah satunya, mematikan kemerdekaan dan demokrasi. “Kalau dari segi kebebasan, lebih baik sekarang. Pers tumbuh subur bak cendawan tumbuh di musim hujan. Namun, dari sisi kepemimpinan, walaupun otoriter, lebih baik kepemimpinan Orde Baru,” tambahnya.

Buya, sapaan akrab Syafi’i Maarif menambahkan, pemerintah di bawah komando SBY tidak tegas dan tidak berani mengambil keputusan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang melanda bangsa ini. “Kepemimpinan SBY hari ini setengah gagal,” kata dia.

Kalau begitu, secara umum kondisi reformasi tak ubahnya seperti Orde Baru. Bak kata pepatah Minang, “batuka baruak jo cigak, maimbuah lo sikua karo”. Sansai kito. (***)

(Sumber:  Padang Ekspres,Rabu, 25/05/2011 )

Diposkan oleh: Zulfahmi

Kelemahan Mendasar Belajar di SMKN 1 Ampek Angkek


Sebelum membaca tulisan ini, sebaiknya anda ketahui dulu kenapa anda harus memilih belajar di SMKN 1 Ampek Angkek. Anda bisa pelajari selengkapnya DISINI.

Setelah anda mengetahui 2 keutamaan belajar di SMKN 1 Ampek Angkek, maka secara otomatis anda juga akan mengalami penderitaan selama belajar di SMKN 1 Ampek Angkek, yaitu anda akan:

Menderita karena malas belajar

Karena persentase belajar lebih banyak praktek, maka latihan-latihan atau tugas-tugas yang mendukung keahlian anda cukup banyak. Bukan karena apa-apa, tapi karena latihan-latihan itulah yang akan membekali anda untuk akhirnya siap tempur di lapangan usaha setelah tamat sekolah. Karena itu anda akan dilatih untuk langsung bisa membuat karya-karya kreasi anda sendiri sesuai jurusan atau bidang keahlian yang anda pilih. Misalnya anda memlih jurusan Kria Kayu, maka anda akan dilatih agar bisa membuat berbagai perabot, produk asesoris, dan sebagainya yang terbuat dari kayu. Jika anda memilih jurusan Kria Tekstil, maka anda akan dilatih untuk mahir menggunakan mesin jahit manual dan listrik. Anda akan dilatih mahir menjahit, menyulam, membatik, membordir, menenun, menyablon dan seterusnya.

Jika anda belajar di Jurusan Tata Busana, maka anda akan dilatih agar peka dalam merancang dalam dunia busana. Termasuk akhirnya anda akan digiring untuk bisa membuat sendiri berbagai macam model pakaian.

Begitu juga jika anda memilih jurusan Administrasi Perkantoran dan Akuntansi. Anda akan dilatih untuk bisa menjadi seorang sekretaris dan menata sebuah pembukuan kantor dan perusahaan. Sehingga akhirnya anda layak menjadi orang yang dibutuhkan di dunia Perkantoran dan Perusahaan.

Begitu juga jika anda memlih jurusan Multimedia. Anda akan dilatih sampai bisa membuat sebuah Website yang bisa dilaunching dan diakses banyak orang di Internet. Anda akan dilatih membuat sebuah video, dan membuat berbagai media belajar interaktif melalui komputer.

Apalagi jika anda memilih jurusan Teknologi Kompter Jaringan (TKJ), anda akan dilatih sampai bisa merakit dan menginstall sebuah komputer dari awal dengan beberapa software pendukungnya. Anda akan dilatih agar bisa merakit sebuah jaringan komputer lokal dan jaringan komputer Internet.

Termasuk jika anda memilih jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Anda akan dilatih untuk bisa merancang berbagai media reklame atau periklanan, baik yang menggunakan media cetak maupun media digital. Karena itu adan akan dilatih bagaimana cara menggambar dan mendesain secara manual dan dengan menggunakan Komputer, sehingga akhirnya anda mampu membuat kartu nama, stiker, spanduk, poster, banner dan baliho.

Dengan kata lain, semua latihan tersebut, tentu akan tidak menyenangkan bagi anda yang kurang tertarik dalam berkarya dan berkreasi, yang tentu meminta keseriusan anda dalam belajar. Akan tetapi sebaliknya semua itu justru bisa menjadi sorga bagi anda yang memang berbakat dan ingin terampil di semua bidang keahlian tersebut (khusus siswa SMKN 1 Ampek Angkek yang berprestasi, anda bisa melihat karya-karya mereka DISINI dan DISINI).

Rabu, 25 Mei 2011

2 Keuntungan Utama Belajar di SMKN 1 Ampek Angkek


Mengetahui apa kelebihan dan kekuarang belajar di suatu sekolah sangat penting. Sebab memilih sekolah mirip dengan memilih makanan kesukaan anda. Apa jadinya jika makanan yang anda pilih asal pilih? Apakah anda akan tetap menghabiskan makanan yang tidak anda sukai? Apa jadinya jika sebuah makanan yang anda beli begitu mahal tapi akhirnya anda tidak berselera untuk menyantapnya? Apalagi jika makanan itu tidak baik bagi kesehatan anda.

Begitulah dalam memlih sekolah. Anda perlu tahu apa kelebihannya bagi anda. Jika tidak, anda bisa putus sekolah di tengah jalan. Paling tidak, prestasi pendidikan anda akan menjadi terganggu. Lain halnya jika anda memilih sekolah yang tepat untuk anda, besar kemungkinan anda akan senang belajar dan prestasi belajar anda pun akan gemilang.

Secara sederhana, belajar di SMKN 1 Apmpek Angkek merupakan solusi bagi anda yang ingin mengeruk 2 untungan:

Pertama: Lebih banyak belajar secara praktek

Karena SMKN 1 Ampek Angkek merupakan sekolah kejuruan, maka otomatis persentase belajar lebih banyak dalam bentuk praktek dari pada teori. Ini tentu sebuah pilihan yang tepat bagi anda yang sangat lemah atau paling tidak kurang tertarik banyak belajar dalam bentuk menghafal. Dan hingga tahun ini (2011), SMKN 1 Ampek Angkek sudah memliki 8 labor atau ruang belajar praktek yang sangat mendukung untuk gairah belajar anda:
  1. Labor/Bengkel Desain Produksi Kria Kayu
  2. Labor/Bengkel Desain Produksi Kria Tekstil
  3. Labor Tata Busana
  4. Labor Komputer Khusus untuk Mata Pelajaran KKPI
  5. Labor Komputer Khusus untuk Jurusan Multimedia
  6. Labor Komputer Khusus untuk Jujurusan Teknologi Komputer Jaringan (TKJ)
  7. Labor Komputer Khusus untuk Jujurusan Akuntansi
  8. Perpustakaan
Kedua: Pedang Bermata Ganda

Dengan belajar di SMKN 1 Ampek Angkek, anda telah melakukan strategi yang cerdik. Pertama, jika anda tidak ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Perguruan Tinggi), maka anda bisa langsung bekerja di lapangan Industri, sesuai dengan bidang atau jurusan yang anda pilih. Misalnya:
  1. Bekerja di Perkantoran bagi anda yang memilih jurusan Administrasi Perkantoran dan Akuntansi.
  2. Bekerja di sentra-sentra atau Industri Kerajinan Kayu bagi anda yang memlih Jurusan Kria Kayu
  3. Bekerja di sentra-sentra atau Industri Kerajinan Tekstil bagi anda yang memlih Jurusan Kria Tekstil
  4. Bekerja di sentra-sentra atau Industri Butik Busana bagi anda yang memlih Jurusan Tata Busana
  5. Bekerja di biro advertising atau reklame bagi anda yang memlih Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV)
  6. Bekerja di media Televisi, Admin Website, Rumah Foto bagi anda yang memlih Jurusan Multimedia.
  7. Bekerja di toko dan service Komputer, Teknisi Warnet dan jaringan bagi anda yang memilih jurusan Teknologi Komputer Jaringan (TKJ).
Dan masih banyak kemungkinan lain jika anda memang berprestasi selama belajar di SMKN 1 Ampek Angkek. Apalagi jika anda memiliki keberanian maka anda juga bisa langsung membuka lapangan kerja sendiri, dengan mendirikan usaha sesuai bidang keahlian anda. Karena memang keterampilan untuk itulah yang akan anda pelajari selama belajar di SMKN 1 Ampek Angkek.

Itu baru satu sisi mata pedang yang anda dapatkan. Sedangakn sisi mata pedang yang kedua adalah, anda tetap bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Bahkan selama ini selalu ada jalur PMDK khusus untuk siswa SMKN 1 Ampek Angkek ke beberapa Perguruan Tinggi di Sumatera Barat dan Yogyakarta.

Dengan kata lain, belajar di SMKN 1 Ampek Angkek, anda mirip dengan memiliki sebuah senjata serba guna. Tergantung nanti anda mau menggunakannya untuk apa: Untuk langsung bekerja, membuka usaha sendiri atau untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Lebih kurang itulah 2 keuntungan utama belajar di SMKN 1 Ampek Angkek. Tapi jangan lupa, selain ada kelebihannya, kekurangannya juga ada. Karena itu sebelum memutuskan untuk belajar di SMKN 1 Ampek Angkek, pelajari juga beberapa kekurangannya DISINI.

Download Gratis Antivirus Smadav Terbaru Rev 8.5

Download Gratis Antivirus Smadav Terbaru Rev 8.5

DOWNLOAD
Format File rar: 596.45 KB


Download Gratis Antivirus Avast Terbaru Versi 6.0.1125


Download Gratis Antivirus Avast Terbaru Versi 6.0.1125


DOWNLOAD
Format File rar: 54.29 MB


Download Gratis Antivirus AVG Terbaru versi 10.0.1375


Download Gratis Antivirus AVG Terbaru versi  10.0.1375 (32-bit)


DOWNLOAD
Format File rar: 162.78 MB


Tungkek Mambaok Rabah

Tak salah kiranya tokoh lintas agama berteriak lantang, bahwa negeri kita ini sudah krisis moral. Pemerintah atau pemimpin yang harusnya menjadi panutan, kini malah memberikan contoh yang buruk bagi rakyatnya. Seorang atasan yang idealnya menjadi panutan bagi bawahan, justru berbuat sebaliknya. Tak ada lagi kini yang menjadi panutan bagi rakyat jelata. Rakyat pun sudah pesimistis dibuatnya.

Masih segar di ingatan kita akan janji SBY saat dilantik jadi Presiden bahwa pemerintahannya akan menjadi ujung tombak dalam pemberantasan korupsi.Tapi tidak lama setelah itu kasus demi kasus bermunculan,mulai dari korupsi kecil-kecilan sampai yang kelas kakap.Terakhir yang lagi santer diberitkan oleh media massa adalah keterlibatan beberapa petinggi partai demokrat yang nota bene adalah partai yang sedang berkuasa yang dipimpin sendiri oleh Susilo Bambang Yudoyono.

Yang lebih membuat kita terkejut adalah berita bahwa partai demokrat mengendalikan uang sebesar Rp.41 Triliun.Dari uang sebanyak ini didapat oleh partai demorat?????. Belum lagi korupsi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat daerah mulai dari gubernur,bupati sampai ke lurah dan kepala jorong seperti yang lazim kita dengar di berita setiap hari.

Rakyat miskin kini semakin susah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tak heran, kini banyak rakyat “banting setir” menjadi perampok, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka melakukan tindakan melawan hukum yang semestinya haram untuk mereka lakukan.

Selasa, 24 Mei 2011

API (Application Programming Interface) Dapodik


API Dapodik
1. Penjelasan Singkat

Layanan pada program Dapodik menyediakan fasilitas sistem interkoneksi dengan memanfaatkan web service API (Application Programming Interface). API Dapodik (Application Programming Interface) adalah standar sistem komunikasi untuk interkoneksi antara sistem Dapodik (NISN dan NPSN) dengan sistem lain. Sistem lain yang dimaksud adalah sistem atau layanan aplikasi pendidikan online lainnya yang dikembangkan oleh Unit-unit kerja Kemdiknas, Dinas Pendidikan Propinsi/Kota/Kabupaten dan Sekolah-sekolah di Indonesia secara mandiri atau bekerjasama dengan pihak ketiga. Dengan memanfaatkan API Dapodik ini, sistem atau aplikasi lain tersebut bisa memanfaatkan atau melakukan sinkronisasi data siswa dan sekolah yg tersedia dalam Dapodik dengan konsisten dan berkesinambungan. Standar sistem komunikasi yang disediakan pada API Dapodik bersifat satu arah dan berbasis web services online.

2. Tujuan dan Manfaat

* Memperluas kesempatan kepada pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten untuk mengelola secara langsung dan mandiri program Dapodik (NISN dan NPSN).
* Meningkatkan kelengkapan data siswa dan sekolah yang lebih akurat dengan akuntabel pada program Dapodik (NISN dan NPSN)
* Memperluas kesempatan pengembangan aplikasi pendidikan lain yang terkoneksi dengan Dapodik (NISN dan NPSN) secara konsisten dan berkesinambungan oleh pihak sekolah atau Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten baik secara mandiri atau bekerjasama dengan pihak ketiga.

3. Aktifasi

Untuk bisa memanfaatkan layanan ini diperlukan akun API Dapodik yg telah terdaftar dan diaktifasi oleh Admin Dapodik Pusat. Informasi akun API Dapodik tersedia melalui aplikasi web operator Dapodik. Untuk bisa mengakses aplikasi web operator Dapodik pihak sekolah atau Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten yang memenuhi syarat berhak untuk mengajukan Akun Dapodik dengan mengirimkan surat permintaan secara resmi ke Admin Dapodik Pusat. Proses dan prosedur pengajuan Akun Dapodik khususnya bagi pihak sekolah tersedia online di situs ini pada menu Pengajuan Akun.

Untuk lebih jelas silahkan ke http://dapodik.org/

Minggu, 22 Mei 2011

Siapakah yang Bisa Menyetop Penyebaran Pornography?

Siapakah yang tidak tahu pornography, anak-anak kecil sekalipun sudah kenal akrab sang pelaku sebelum beritanya disiarkan dimana-mana, tentu saja karena media yang ramah pada anak-anak, menyediakan informasi tanpa melihat jam tidur siang anak-anak dan akhirnya membuat anak-anak menjadi dewasa sebelum waktunya.

Suatu hari, aku ke plaza dan sambil jalan-jalan sore (ceritanya ngadem karena memang udara di jakarta sangat terik dan sambil menunggu kawan, aku masuk plaza dan ngadem saja), tak lama aku melewati sebuah toko yang mungil namun subhanalloh, tayangan pornography telihat jelas, dari lekuk-lekuknya sampai warnanya, dan hal itu membuat aku bergidik, “alhamdulillah aku gak bawa anak-anak,” karena sliuet patung wanita berpakaian super minim membuat hatiku terasa nyeri.
Namun rasa alhamdulillah tidak berlangsung lama, karena ada anak kecil berusia tujuh tahun, tertawa mengikik dengan kawannya, mungkin berusia sama, sambil menunjuk-nunjuk gambar wanita pakai bikini di toko pakaian dalam tersebut. Mereka menunjuk-nunjuk aurat wanita yang menonjol, sejenak hatiku menjadi tidak enak, dan kembali lintas bayangku kepada film kartun yang ditonton anakku, dan teringat bagaimana artis Indonesia dengan auratnya yang menonjol disana sini menayangkan iklan kopi. Apa sih hubungannya antara iklan kopi dengan sang wanita, dan itu dilakukan ditengah pemutaran film spongebob, sekali lagi kukatakan miris!

Malam itu aku pulang, dan teringat ketika pergi umrah dan melewati sebuah pertokoan (aku memang senang ngadem -menikmati dinginnya kaca di pertokoan), sebutlah dengan nama zam zam tower, sebuah tower yang pas berada di depan masjidil haram, dan lagi-lagi aku terperangah, kasihan pada para lelaki beriman yang hatinya sengsara dengan keimanan, karena di lantai dasar tersebut, terpampang dengan cueknya toko busana pakaian dalam wanita, dan itu adalah satu-satunya toko yang dengan gagah berani mengeluarkan patung wanita setengah badan (kepalanya tidak ada), yang menunjukkan lekuk-lekuk tubuh wanita dengan sangat menonjol.

Aduuh, mau marah sama siapa, ini bukan negara saya, namun ketika suatu hari aku menemui sebuah internet cafe, yang dipenuhi banyak anak yang mengupload sebuah cd porno baru, aku langsung berteriak dengan gagah berani juga : “Aduuh… kalian pulang saja deh, saya ni pengawas sekolah lho, ayo pulang, itu tontonan yang haram, ayo, pulang sana..” dengan wajah garang saya mengusir serombongan anak-anak SMP dan SMU seraya memarahi yang punya internet “mas nyadar gak sih, kalau nyediakan barang haram kan, uangnya juga haram, ni, saya ganti uangnya anak-anak, sambil menyorongkan Rp 50.000, kemudian sekali lagi dengan gagah berani saya bilang : “ besok saya bawa polisi lho, karena mas terlibat dalam kasus penyebaran film pornography, dan saya berjanji dalam hati, diam-diam saya akan datang lagi besok dan memakai baju safari warna coklat pakaian dinas saya sebagai guru sekolah negeri.

Duh, rasanya pengen deh, jadi pejabat, agar bisa bebas marahin orang-orang yang mendownload pornography dan melarang anak-anak sekolahan yang ramai-ramai ke warnet untuk melihat adegan pornography. Siapa yang mau mengangkat saya ya.. jadi terpikir, ini kali yaa, gunanya perempuan jadi caleg, paling tidak bisa mampu bertindak bebas merdeka, paling kurang menghentikan perburuan maksiat yang marak di warung internet.

Diteritkan oleh: Zulfahmi
Sumber: Jendela Hati

Potensi Perindustrian Kerajinan Ukir

Satu citra yang telah begitu melekat dengan Jepara adalah predikatnya sebagai “Kota Ukir”. Ukir kayu telah menjadi idiom kota kelahiran Raden Ajeng Kartini ini, dan bahkan belum ada kota lain yang layak disebut sepadan dengan Jepara untuk industri kerajinan meubel ukir. Namun untuk sampia pada kondisi seperti ini, Jepara telah menapak perjalana yang sangat panjang. Sejak jaman kejayaan Negara-negara Hindu di Jawa Tengah, Jepara Telah dikenal sebagai pelabuhan utara pantai Jawa yang juga berfungsi pintu gerbang komunikasi antara kerajaan Jawa denga Cina dan India .

Demikian juga pada saat kerajan Islam pertama di Demak, Jepara telah dijadikan sebagai pelabuhan Utara disamping sebagai pusat perdagangan dan pangkalan armada perang. Dalam masa penyebaran agama Islam oleh para Wali, Jepara juga dijadikan daerah “ pengabdian” Sunan Kalijaga yang mengembangkan berbagai macam seni termasuk seni ukir.

Factor lain yang melatar belakangi perkembangan ukir kayu di Jepara adalah para pendatang dari negeri Cina yang kemudian menetap. Dalam catatan sejarah perkembangan ukir kayu juga tak dapat dilepaskan dari peranan Ratu Kalinyamat . Pada masa pemerintahannya ia memiliki seorang patih yang bernama “Sungging Badarduwung” yang berasal dari Negeri Campa  Patih ini ternyata seorang ahli pahat yang dengan sukarela mengajarkan keterampilannya kepada masyarakat disekitarnya  Satu bukti yang masih dapat dilihat dari seni ukir masa pemerintahan Ratu Kalinyamat ini adalah adanya ornament ukir batu di Masjid Mantingan.

Disamping itu , peranan Raden Ajeng Kartini dalam pengembangkan seni ukir juga sangat besar. Raden Ajeng Kartini yang melihat kehidupan para pengrajin tak juga beranjak dari kemiskinan, batinnya terusik, sehingga ia bertekat mengangkat derajat para pengrajin. Ia memanggil beberapa pengrajin dari Belakang Gunung (kini salah satu padukuhan Desa mulyoharjo) di bawah pimpinan Singowiryo, untuk bersama-sama membuat ukiran di belakang Kabupaten. Oleh Raden Ajeng Kartini, mereka diminta untuk membuat berbagai macam jenis ukiran, seperti peti jahitan, meja keci, pigura, tempat rokok, tempat perhiasan, dan lain-lain barang souvenir. Barang-barang ini kemudian di jual Raden Ajeng Kartini ke Semarang dan Batavia (sekarang Jakarta ), sehingga akhirnya diketahui bahwa masyarakat Jepara pandai mengukir.



Setelah banyak pesanan yang datang, hasil produksi para pengrajin Jepara bertambah jenis kursi pengantin, alat panahan angin, tempat tidur pengantin dan penyekat ruangan serta berbagai jenis kursi tamu dan kursi makan. Raden Ajeng Kartini juga mulai memperkenalkan seni ukir Jepara keluar negeri. Caranya, Raden Ajeng kartini memberikan souvenir kepada sahabatnya di luar negeri. Akibatnya ukir terus berkembang dan pesanan terus berdatangan. Seluruh penjualan barang, setelah dikurangi dengan biaya produksi dan ongkos kirim, uangnya diserahkan secara utuh kepada para pengrajin.

Untuk menunjang perkembangan ukir Jepara yang telah dirintis oleh Raden Ajeng Kartini, pada tahun 1929 timbul gagasan dari beberapa orang pribumi untuk mendirikan sekolah kejuruan. Tepat pada tanggal 1 Juli 1929, sekolah pertukangan dengan jurusan meubel dan ukir dibuka dengan nama “Openbare Ambachtsschool” yang kemudian berkembang menjadi Sekolah Teknik Negeri dan Kemudian menjadi Sekolah Menengah Industri Kerajinan Negeri.

Dengan adanya sekolah kejuruan ini, kerajinan meubul dan ukiran semaluas di masyarakat dan makin banyak pula anak–anak yang masuk sekolah ini agar mendapatkan kecakapan di bidang meubel dan meubel dan ukir.  Di dalam sekolah ini agar diajarkan berbagai macam desain  motif ukir serta ragam hias Indonesia yang pada mulanya belum diketahui oleh masyarakat Jepara . Tokoh-tokoh yang berjasa di dalam pengembangan motif lewat lembaga pendidikan ini adalah Raden Ngabehi Projo Sukemi yang mengembangkan motif majapahit dan Pajajaran serta Raden Ngabehi Wignjopangukir mengembangkan motif Pajajaran dan Bali.
Semakin bertambahnya motif ukir yang dikuasai oleh para pengrajin Jepara , meubel dan ukiran Jepara semakin diminati. Para pedagang pun mulai memanfaatkan kesempatan ini, untuk mendapatkan barang-barang baru guna memenuhi permintaan konsumen, baik yang berada di dalam di luar negeri.


Kemampuan masyarakat Jepara di bidang ukir kayu juga diwarnai dengan legenda . Dikisahkan, pada jaman dahulu ada seorang seniman bernama Ki Sungging Adi Luwih yang tinggal di suatu kerajaan. Ketenaran seniman ini didengar oleh sang raja yang kemudian memesan gambar permaisuri. Singkat cerita, KiSungging berhasil menyelesaikan pesanan dengan baik. Namun ketika ia akan menambahkan warna hitam pada rambut, terpeciklah tinta hitam dibagian pangkal paha gambar sang permaisuri sehingga nampak seperti tahi lalat. Gambar ini kemudian diserahkan kepada raja yang sangat kagum terhadap hasil karya Ki Sungging.

Namun raja juga curiga karena ia melihat ada tahi lalat dipangkal paha. Raja menduga Ki Sungging talah melihat permaisuri telanjang. Oleh karena itu raja berniat menghukum Ki Sungging dengan membuat patung di udara dengan naik layang-layang. Pada waktu yang telah ditentukan  ki Sungging naik layang-layang dengan membawa pelengkapan pahat untuk membuat patung permaisuri.
Namun karena angina bertiup sangat kencang, patung setengah jadi itu akhirnya terbawa angin dan jatuh di pulau Bali. Benda ini akhirnya ditemukan oleh masyarakat Bali, sehingga masyarakat setempat sekarang dikenal sebagai ahli membuat patung. Sedangkan peralatan memahat jatuh di belakang gunung dan konon dari kawasan inilah ukir Jepara mulai berkembang.


Terlepas dari cerita legenda maupun sejarahnya, seni ukir Jepara kini telah dapat berkembang dan bahkan merupakan salah satu bagian dari “nafas kehidupan dan denyut nadi perekonomian “ masyarakat Jepara.
Setelah mengalami perubahan dari kerajinan tangan menjadi industri kerajinan, terutama bila dipandang dari segi sosial ekonomi, ukiran kayu Jepara terus melaju pesat, sehingga Jepara mendapatkan predikat sebagai kota ukir, setelah berhasil menguasai pasar nasional. Namun karena perkembangan dinamika ekonomi, pasar nasional saja belum merupakan jaminan, karena di luar itu pangsa pasar masih terbuka lebar.  Oleh karena itu diperlukan kiat khusus untuk dapat menerobos pasar internasional.

Untuk melakukan ekspansi pasar ini buka saja dilakukan melalui pameran-pameran, tetapi juga dilakukan penataan-penataan di daerah. Langkah-langkah ini ditempuh dengan upaya meningkatkan kualitas muebel ukir Jepara, menejemen produksi dan menejemen pemasaran. Di samping itu dikembangkan “Semangat Jepara Incoporated “, bersatunya pengusaha Jepara dalam memasuki pasar ekspor, yang menuntut persiapan matang karena persaingan-persaingan yang begitu ketat .

Guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia misalnya, dilakukan melalui pendidikan Sekolah Menengah Industri Kerajinan Negeri dan Akademi Teknologi Perkayuan dan pendidikan non formal melalui kursus-kursus dan latihan-latihan. Dengan penigkatan kualitas sumber daya manusia ini diharapkan bukan saja dapat memacu kualitas produk, tatapi juga memacu kemampuan para pengrajin dan pengusaha Jepara dalam pembaca peluang pasar dengan segala tentutannya.

Peningkatan kualitas produk dan pengawasan mutu memang menjadi obsesi Jepara dalam memasuki pasar internasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan luar negri  terhadap produk industri Jepara. Karena itu pengendalian mutu dengan mengacu pada sistim standard internasional merupakan hal yang tidak dapat di tawar-tawar lagi. Usaha ini dilakukan melalui pembinaan terhadap produsen agar mempertahankan mutu produknya dalam rangka menjamin mutu pelayanan sebagai mana dipersaratkan ISO 9000.

Di samping itu, perluasan dan intensifikasi pasar terus dilakukan dalam rangka meningkatkan ekspor serta peluasan pasar internasional dengan penganeragaman produk yang mempunyai potensi, serta peningkatan market intelligence untuk memperoleh transportasi pasar luar negeri. Dengan demikian para pengusaha dapat dengan tepat dan cepat mengantisipasi peluang serta tantangan yang ada dipasar internasional. Sementara itu jaringan informasi terus dilakukan melalu pengevektivan fungsi dan kegiatan Buyer Reception Desk yang ada di Jepara. Langkah-langkah konseptual yang dilakukan secara terus menerus ini telah berbuah keberhasilan yang dampaknya dirasakan oleh masyarakat Jepara, berupa peningkatan kesejateraannya. Dari data yang ada dapat dijadikan cermin keberhasilan sektor meubel ukir dalam lima tahun terakhir.

Data diatas belum termasuk potensi kayu olahan , souvenir dan peti mati yang dalam tiga tahun terakhir telah berhasil dilealisir ekspornya. Untuk dapat melihat lebih jauh potensi ukir kayu ini juga dapat dilihat berbagai macam penghargaan, yang bersekala regional, nasional dan internasional,  baik bagi para pengusaha, pengrajin maupun bagi pimpinan daerah.(sumber)

Diterbitkan oleh: Yasri

Ini Soal Kreativitas dalam Menulis


Banyak teori tentang menulis. Juga telah ditulis oleh banyak penulis. Dari A sampai Z. Dari 1 sampai 9. Dengan kata lain, menulis adalah begini begitu.

Saya termasuk orang yang banyak berhutang budi pada banyak penulis, yang bukunya pernah saya baca. Yang teori-teori menulisnya sudah pernah saya sembah. Tapi akhirnya saya juga termasuk orang yang durhaka. Karena semua teori menulis itu akhirnya saya bakar! Dan abunya saya kuburkan. Dan di batu nisannya saya tulis: Selamat Datang Kreativitas!

Menulis, pada intinya adalah menyatakan sesuatu. Media komunikasi. Dan komunikasi intinya adalah untuk dimengerti. Dan mengerti juga tidak selalu dengan cara biasa. Ada banyak cara agar seseorang bisa mengerti. Dan ada 1001 gaya bahasa yang bisa digunakan agar pembaca bisa mengerti dan terpikat lezat oleh sebuah tulisan.

Ada orang ketika diperintah tidak mau berbuat. Tapi ketika dipuji dia jadi malu dan terinspirasi untuk waspada dan berbenah diri. Ada orang saat diberi uang justru menangis. Karena ia terharu kenapa dia sendiri tak sanggup mencari uang sebanyak itu. Tapi sebagian yang lain malah marah, kenapa dia hanya menerima uang tidak lebih dari yang diberikan.

Ini adalah bahasa ironis.
Sebuah tindakan tidak selalu bermakna lurus.


Itulah problem semantik. Soal makna kata. Satu kata bisa menjadi 1000 makna ketika dibaca oleh seribu pembaca. Satu idiom bisa ditafsirkan jauh dari apa yang diiginkan seorang penulis. Dengan kata lain terjadi pembiasan makna.

Penafsiran atas kata, pemaknaan terhadap sebuah tulisan, terhadap sebuah gaya bahasa, mirip sebuah gunung di lautan. Puncaknya menyembur di permukaan. Tapi badannya tersembunyi di dasar lautan. Dengan kata lain, terori menulis belum menjawab semua problem bahasa. Teori menulis baru menjelaskan apa yang bisa DIRABA. Tapi cita rasa bahasa hanya bisa dicium oleh RASA.

Teori menulis selalu tertinggal sekian kaki dibelakang kreativitas.

Dulu, di zamannya, lukisan Vincent Van Gogh dikutuk para kritikus dizamannya. Tapi sekian abad kemudian lukisannya dicari dan termasuk lukisan termahal dunia. Dan sejumlah Kritikus Seni menulis teori tentang Seni Lukis Ekspresionisme. Dan Van Gogh sebagai sesepuhnya.

Dulu, Ahmad Wahib tak dikenal dunia. Catatan hariannya yang kritis tentang Agama (Islam) hanya dibaca oleh rak bukunya. Tapi sekian puluh tahun kemudian, pemikirannya dalam buku itu digolongkan sebagai salah satu cikal bakal lahirnya pembaruan Islam di Indonesia. Oleh Greg Barton, dia dijuluki sebagai Neo Modernisme Islam Indonesia, setara dengan Nurcholis Madjid, Abdurrahman Wahid dan Djohan Effendi. Sedang buku itu ditulisanya disaat dia masih begitu muda, dimana usianya hanya mencapai 31 tahun.

Dulu, sastra begitu angker harus membawa makna. Setiap kata hanya media. Hanya alat, hanya corong sebuah gagasan. Tapi Sutardji Calzoum Bachri, menulis kata hanya untuk kata dalam sajaknya. Dia mengumumkan kredonya bahwa kata harus dibebaskan dari makna. Dengan kata lain, dia menentang konvensi sastra yang sudah lazim saat itu, yang belum ada juklaknya dalam kitab suci para kritikus sastra.

Begitu juga dengan Iwan Simatupang dan Budi Dharma di zamanya. Cerpen dan Novel mereka benar-benar aneh dan tak lazim. Alur penokohan, prilaku para tokohnya, tak ditemukan dalam novel-neovel konvesional. Tapi sekian puluh tahun kemudian, Novel mereka menjadi bahan studi dan penelitian para pengamat sastra.

Begitulah dunia kreativitas. Lokomotif pembaruan. Praktek kreativitas jauh lebih dulu lahir dari TEORI kreativitas. Kreativitas muncul dari dunia yang belum ada. Dari dunia antah berantah, dari rahim mistik dunia inspirasi. Tapi teori kreativitas disusun setelah sebuah karya lahir, dari apa yang pernah ditulis oleh para Kreator.

Apa yang akan terjadi jika para sesepuh penulis kreatif disepanjang sejarah hanya menghamba pada teori-teori konvensional dalam menulis?

Maka terkutuklah para penulis yang tidak mau dibelenggu oleh konvensi gaya menulis.
Karena tulisannya akan ditolak oleh zamannya!

Sabtu, 21 Mei 2011

Jangan Percaya Nasehat Menulis Seperti Ini

Oleh: Erianto Anas

“Tulislah hal-hal yang bermanfaat”

Tentu saja yang saya maksud bukanlah menulis makalah, skripsi, tesis dan disertasi. Melainkan menulis di dunia maya, di website, di blog, atau di berbagai media sharing seperti Kaskus, Tempo Interaktif, Kompasiana, Dagdigdug, Politikana dan sejenisnya.

Saya pribadi, sudah sering menerima komentar yang sama pada banyak tulisan saya. Baik tulisan itu saya terbitkan di blog saya pribadi (blogernas), di Kompasiana, di Tempo, di My Opera, dan sejenisnya. Tapi yang terjadi, kenyataan yang saya temukan banyak yang membaca tulisan saya. Bahkan di blogernas, hingga tulisan ini saya luncurkan, rata-rata pengunjung perhari sudah mencapai kisaran 6000 hingga 6500. Dan sebagian mereka (pembaca) ada yang mengakui secara langsung bahwa mereka begitu terinspirasi oleh tulisan saya, baik tulisan yang serius, yang lucu, bahkan yang konyol sekali pun.

Apa arti semua itu?

Bagi saya pribadi, tulisan yang bermanfaat itu sangat normatif. Semua orang akan mengucapkan hal yang sama, bahwa tulisan yang bagus adalah tulisan yang bermanfaat bagi pembaca. Tapi apa makna bermanfaat itu tidaklah sama bagi semua pembaca. Penafsiran terhadap tulisan yang bermafaat itu sangat beragam.

Tulisan yang bermanfaat adalah tulisan yang meliput kejadian-kejadian yang aktual. Ini tentu jika yang menilai adalah seorang jurnalis atau wartawan. Tulisan yang bermanfaat adalah tulisan yang menginspirasi banyak pembaca. Ini tentu jika yang menilai adalah pembaca yang suka merenung dan mencari makna. Tulisan yang bermanfaat adalah tulisan yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Ini tentu jika yang menilai adalah pembaca yang berorientasi pada dunia praktis atau pragmatis. Tulisan yang bermanfaat adalah tulisan yang indah romantis. Ini tentu jika yang menilai adalah pembaca yang peka akan seni dan sastra. Tulisan yang bermanfaat adalah tulisan yang menghibur banyak orang. Ini tentu jika yang menilai adalah pembaca yang haus akan hiburan. Begitulah seterusnya.

Tidak ada standar objektif untuk sebuah nilai.

Nilai, adalah soal penafsiran. Uang 1 juta belum tentu berharga bagi orang yang kehilangan seorang kekasih. Tapi sangat berharga bagi para gelandangan papa. Laptop sangat berharga bagi seorang penulis dan penggila maya. Tapi belum tentu bagi seorang petani. Muhammad sangat mulia bagi seorang Muslim. Tapi belum tentu bagi seorang Atheis. Pancasila begitu agung bagi seorang Nasionalis. Tapi belum tentu bagi seorang Sosialis.

Tulisan Derrida sangat inspirasional bagi para pemikir sesudahnya, tapi belum tentu bagi mahasiswa UIN Fakultas Dakwah. Puisi Rendra sangat menggila bagi para komunitas Satsra. Tapi belum tentu bagi komunitas IT. Tulisan juara festival Telkomsel sangat dipuja oleh para peserta lomba. Tapi belum tentu bagi penulis otentik. Tulisan politik sangat digandrungi oleh para peminat isu-isu politik. Tapi belum tentu oleh para Seniman. Tulisan serius sangat dikagumi oleh para pengamat. Tapi belum tentu oleh para Blogger. Tulisan Headline sebuah situs sangat dipuja oleh para pemimpi popularitas. Tapi belum tentu oleh para penulis bebas. Tulisan humor selalu ditunggu oleh para pembaca yang santai. Tapi belum tentu oleh pembaca berorientasi ilmiah. Begitulah seterusnya.

Apa arti semua ini?

Bagi para Penulis:

Secara psikologis, menulis pada intinya adalah mengekspresikan diri, saluran aktualisasi diri, media katarsis. Banyak orang mengatakan menulis juga bisa menjadi terapi kesehatan mental, memicu gairah berprestasi, mengasah kemampuan bernalar, dan menambah gairah dan makna hidup. Dan pada tingkat tertentu, menulis juga bisa menjadi ladang finansial.

Akan tetapi, menulis sama dengan belajar sepada. Tidak ada kehebatan luar biasa datang tiba-tiba. Segalanya berproses. Penulis handal kebut semalam hanya ada dalam cerita komik dan lampu aladin. Ada banyak peluru yang dibidikkan ketika seorang hendak menjadi penulis yang piawai. Ada kemampuan mengolah kata. Ada ketangkasan dalam argumentasi. Ada kepekaan dalam pemilihan diksi. Ada sentuhan psikologis. Ada trik kontradiksi. Ada trik konflik kreatif. Ada hypno writing. Ada branding. Dan entah apa apalagi. Semuanya bak satu mesin raksasa yang tak bisa diraba dalam diri. Halus, abstrak. Tapi meluas dalam cakrawala kesadaran.

Dalam kaitannya dengan motivasi, kata JANGAN adalah kosa kata paling haram. Haram karena mematikan semangat hidup. Haram karena membungkam inspirasi. Haram karena menyumbat aliran darah kreativitas. Haram karena bisa membuat seseorang mati suri.

Menulis, bukan dunia simsalabim. Bukan pemberian Tuhan. Apalagi sihir para normal. Tapi dunia keratifitas yang harus dilatih. Dijamah, dicium, disetubuhi terus dan terus tanpa henti.

Ketika anda datang pada penulis pencundang, mereka akan mencaci tulisan anda sambil berkata: “Tulisan anda tidak sehebat cerpen Putu Wijaya. Tidak setajam analisa Magnis Suseno. Tidak berbobot seperti tulisan Quraish Sihab.” Dengan kata lain, tulisan anda tidak bermanfaat.

Tapi ketika anda datang langsung pada orang-orang yang disebutkannya, biasanya mereka akan berkata: “Oh Anda sudah mulai menulis? Hebat. Jangan pernah berhenti apalagi menyerah. Teruslah menulis. Jangan hiraukan apa kata dunia bila sudah berjihad di jalur kreativitas!”




Lukisan: Antara Memahami dan Menikmati


Erianto Anas-Alulturasi
Akrilik di atas kanvas, 90 x 90 cm, 2005
 
 
 
Menikmati lukisan tidak sama dengan memahami lukisan. Sebagian orang, bisa begitu terpesona saat melihat sebuah lukisan lalu kemudian spontan juga ingin memilikinya. Namun ketika ditanya kenapa ia tertarik, ia tidak bisa menjelaskannya. Bila dipaksa untuk menjawab, jawabannya bisa berkisar antara suka dan tidak suka, senang dan tidak senang. Tetapi pada sebagian orang, justru ia bisa menjelaskan secara rinci dan logis kenapa ia tertarik pada sebuah lukisan, terlepas apakah ia ingin memilikinya atau tidak. Dalam prakteknya, tidak jarang kedua hal ini bercampur baur. Seseorang bisa mengaku, bahkan bersikukuh, sangat mengerti terhadap lukisan. Namun bila dicermati, apa yang ia jelaskan sebagai mengerti (memahami), pada intinya tidak lebih dari tindakan menikmati, dan begitu juga sebaliknya.

Menikmati Lukisan

Steppen C. Pepper, dalam bukunya The Principles of Appreciation (dalam Dharsono Sony Kartika), menjelaskan bahwa ada empat tingkat rasa ketertarikan seseorang dalam hubungannya dengan karya seni. Pertama adalah tingkat subjektif, yaitu rasa ketertarikan yang muncul karena pengaruh hubungan emosional seseorang dengan seniman pencipta karya seni. “Saya senang dengan lukisan ini karena dilukis oleh si Anu”. Kedua tingkat kultur. Rasa ketertarikan dipengaruhi oleh latar budaya yang dianut atau tempat tinggal seseorang. “Saya menyukai lukisan tersebut karena objeknya pemandangan (budaya) daerah Anu”. Ketiga, tingkat biological, yaitu rasa ketertarikan yang muncul secara refleks setelah mengamati sebuah lukisan. Meskipun bukan lagi karena pengaruh dari luar, sudah bersifat intrinsik, namun si penikmat tidak bisa menjelaskan kenapa ia menyukainya. “Pokoknya saya suka dengan lukisan ini”. Keempat, tingkat Absolut, yaitu rasa ketertarikan yang dipengaruhi oleh suatu pendapat atau keyakinan tertentu. Misalnya ada pendapat yang sudah umum diyakini: “Lukisan itu adalah indah”. Karena meyakini pernyataan ini, maka tanpa harus berusaha untuk memahaminya, secara refleks seseorang akan langsung menyukai sebuah lukisan.

Inti pandangan Pepper menggambarkan bahwa demikianlah pengaruh aspek psikologis terhadap karya seni. Yang terjadi adalah interaksi emosional seseorang dengan apa yang dilihatnya. Tidak soal apakah rasa tertarik itu murni muncul dari dalam diri atau disebabkan oleh faktor lain di luar dirinya, namun intinya seseorang tertarik karena ada hubungan pribadi antara dirinya dengan yang diamati. Tertarik karena pelukisnya, pilihan objeknya, atau merasa terharu dan terpesona, misalnya, merupakan bentuk respon emosional seseorang terhadap lukisan. Bahkan, lebih jauh, seseorang bisa tersenyum, tertawa, sedih bahkan menangis di depan sebuah lukisan. Inilah yang dikenal dengan teori pemancaran diri dari F. T. Vischer (The Liang Gie, 1976:54), dimana perasaan seseorang begitu jauh terlibat bahkan hanyut saat berhadapan dengan sebuah karya seni. Namun ketika ditanya kenapa itu terjadi, jawabannya bisa karena figur yang digambarkan mengingatkannya pada seseorang yang pernah menyakiti hatinya, atau karena suasana yang digambarkan telah membangkitkan gairah hidupnya yang pernah ia alami pada masa lalu. Meskipun efeknya berasal dari melihat lukisan, namun jawaban yang diberikan tetap berkisar tentang reaksi dirinya, atau hubungan anatra dirinya dengan lukisan, bukan tentang lukisan itu sendiri. Inilah yang diartikan sebagai menikmati, dimana yang melihat hanya terserap secara emosional pada objek yang dilihatnya, tetapi tidak mengerti apalagi bisa menjelaskan tentang apa yang dilihatnya.

Memahami Lukisan

Berbeda dengan menikmati, memahami lukisan justru bukan dengan melibatkan unsur psikologis (emosional). Jika pada menikmati seseorang bisa saja merasa lebur, terserap bahkan hanyut secara kejiwaan saat melihat sebuah lukisan, maka pada memahami, seseorang harus dalam keadaan sadar (diri). Harus ada jarak antara dirinya sebagai pengamat dengan lukisan sebagai objek yang diamati. Seperti dikatakan Edward Bullough (1800-1934), seseorang harus membebaskan diri dari segala pengaruh ketika akan memahami sebuah karya seni, karena keterlibatan emosional akan menyebabkan penilaiannya menjadi sekedar pembenaran dari kecendrungan pribadi. Karena itu penjelasan menyukai sebuah lukisan karena tertarik dengan pilihan objeknya, atau karena merasa terharu saat melihatnya, misalnya, bukan merupakan ungkapan dari sebuah pemahaman.

Memahami, lebih melibatkan sisi intelektual ketimbang emosional. Karena dalam prakteknya, memahami juga berarti memberikan apresiasi, dimana seseorang akan menafsirkan dan memberikan penilaian terhadap lukisan, hal ini juga berarti seseorang akan melakukan penalaran, dan ini tidak mungkin dilakukan dengan melibatkan emosi, melainkan harus dengan menggunkan logika dan argumentasi, sehingga sebuah pemahaman bisa dijabarkan secara meyakinkan dan bisa dipertanggung-jawabkan. Seseorang yang menyatakan bahwa sebuah lukisan sangat menarik karena objek dan warna yang digambarkan mengingatkannya pada suatu pengalaman tertentu, misalnya, bukanlah suatu penjelasan yang logis dan meyakinkan, tetapi merupakan penjelasan emosional, karena dasar penjelasannya masih hubungan antara pengalaman pribadi dengan unsur yang ada pada lukisan.

Karena yang dijelaskan bukanlah tentang respon psikis dari yang mengamati, melainkan adalah tentang karya itu sendiri, maka dalam memahami akan membutuhkan wawasan seni sebagai dasar untuk melakukan pemahaman. Paling tidak, diperlukan empat pengetahuan dasar untuk memahami sebuah lukisan. Pertama, pengetahuan akan unsur-unsur seni rupa, yaitu pengetahuan tentang garis, bidang, bentuk, tekstur, gelap terang dan warna. Semua unsur inilah yang membentuk sebuah lukisan. Sebuah lukisan akan bisa dinilai berdasarkan hal ini, yaitu bagaimana kesan, efek dan kualitas dari setiap unsur yang digambarkan. Kedua, penataan unsur-unsur seni rupa. Ini juga disebut dengan istilah komposisi, yaitu bagaimana pengaturan dan pengkombinasian semua unsur seni rupa. Dengan mengetahui hal ini, misalnya, akan bisa dinilai bagaimana komposisi bidang, warna dan apa yang menjadi pusat perhatian pada sebuah lukisan. Ketiga, aspek teknis dalam melukis, yaitu pengetahuan tentang alat, bahan dan teknik-teknik dalam melukis, sehingga sebuah lukisan bisa dinilai kualitasnya dari segi material sekaligus ketahanannya. Keempat, semiotika, yaitu pengetahuan tentang tanda dan simbol. Prinsip dasar dari kajian ini adalah bahwa setiap unsur seni rupa pada sebuah lukisan merupakan simbol dari makna tertentu, sehingga dengan menggunakan pengetahuan ini, akan bisa ditafsirkan apa kemungkinan makna yang tersirat dibalik sebuah lukisan.

***

Demikianlah antara menikmati dan memahami lukisan. Dalam prakteknya, tidak mudah memang untuk dipisahkan secara tegas, karena tidak tertutup kemungkinan yang satu bisa mempengaruhi yang lainnya. Kepekaan seseorang dalam menikmati lukisan, misalnya, pada akhirnya bisa dijadikan faktor pendukung dalam meningkatkan pemahaman agar lebih utuh dan mendalam. Begitu juga sebalikanya, pemahaman seseorang akan lukisan akan bisa memicu dan menambah kepekaannya dalam menikmati lukisan. Dengan catatan, yang bersangkutan bisa menjaga dan menukar keterlibataannya secara sadar di wilayah mana ia akan berada. Karena meskipun bisa saling mempengaruhi, keduanya tetap memiliki sifat, cara kerja dan manfaat yang berbeda: menikmati adalah untuk merasakan lezatnya sebuah lukisan, sedangkan memahami untuk mengerti kenapa lukisan itu enak dilihat.



Ketika Sigmund Freud Bicara Seni Lukis

Oleh: Erianto Anas

Ketika Sigmund Freud Bicara Seni Lukis
Sigmund Freud (1856-1939) sebenarnya bukanlah seorang kritikus seni, melainkan adalah seorang psikolog atau maha guru psikoanalisis. Kehadirannya, meminjam istilah Peter Gray, telah “mengusik tidur manusia”, karena teori-teorinya yang kontroversial telah berpengaruh besar dalam bidang psikologi dan filsafat. Namun meskipun sebagai seorang psikolog, ia kemudian juga menaruh minat terhadap seni.

Untuk memahami pandangannya tentang seni, kita tidak bisa mengelak dari dasar pandangannya tentang struktur psikis (kepribadian) manusia. Dalam kajian psikoanlisisnya, Freud membagi kesadaran manusia dalam tiga tahap. Pertama tahap sadar, yaitu tahap yang berisi segala sensasi, pikiran dan pengalamaan yang disadari. Kedua, tahap pra sadar, yaitu tahap yang berisi segala pengalaman yang tidak disadari, namun bisa dipanggil kembali untuk kemudian disadari. Tahap ini merupakan penghubung antara tahap tak sadar dengan tahap kesadaran. Sesuatu yang sudah terlupakan, misalnya, dengan menggunakan terapi tertentu, akan bisa diingat kembali untuk kemudian diangkat ke tahap yang disadari. Ketiga, tahap ketidaksadaran, yaitu tahap yang berisi hal-hal yang tidak disadari. Berbagai insting, impian dan ambisi manusia banyak tersimpan dan mengendap pada tahap ini, namun keberadaanya tidak disadari. Tahap ini juga dikenal dengan istilah alam bawah sadar.

Boleh dikatakan bahwa inti penekanan Freud di sini adalah masalah ketidaksadaran, kemudian meninjau bagaimana pengaruhnya terhadap segala sisi kehidupan mental manusia. Sehubungan dengan ini, Freud menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh alam bawah sadarnya ketimbang dari alam sadarnya. Artinya, sebagian besar dari apa yang kita lakukan lebih banyak tidak kita sadari dari pada kita sadari. Mungkin pendapat ini bisa mengejutkan. Tetapi bagi Freud, hal ini bukan lagi sebuah hipotesis (dugaan), melainkan suatu kenyataan yang sudah ia buktikan, seperti beberapa penelitian dan terapi yang pernah ia lakukan terhadap pasiennya yang menderita gangguan ingatan dan neurotik.

Kenapa seseorang, misalnya, bisa mengalami hilang ingatan atau gangguan kepribadian? Menurut Freud itu terjadi karena represi, yaitu proses menekan setiap insting, hasrat atau keinginan yang muncul dalam kesadaran. Represi ini terjadi karena suatu keinginan tidak bisa diwujudkan, mungkin karena tidak mampu mewujudkannya atau karena tidak sesuai dengan kondisi sosial dan etika tertentu. Akhirnya terbentuklah jurang antara keinginan dan kondisi yang ada, sehingga menimbulkan konflik dalam diri. Keinginan tersebut, yang semula muncul dengan spontan dan murni, berubah status menjadi keinginan terlarang. Karena sudah terlarang maka ia ditekan dan didesak ke luar dari kesadaran. Namun meskipun lenyap dari kesadaran, semua keinginan tersebut tidak pernah hilang, melainkan mengendap dan terus ada di alam bawah sadar, yang kemudian akan selalu mencari-cari celah dan kesempatan untuk menyembul keluar, dan pada saat keluar ia akan muncul dalam bentuk yang aneh dan tidak persis seperti keinginan semula. Dan itu terjadi tanpa disadari. Inilah proses yang menyebabkan terjadinya berbagai prilaku aneh, lupa ingatan, mimpi dan keseleo lidah.

Proses represi ini, yang terjadi secara berulang, mengakibatkan alam bawah sadar dipenuhi tumpukan berbagai hasrat yang terpendam, dan itu sudah belangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak. Karena itu, menurut Freud, masa awal kehidupan seseorang sangat menentukan dan paling berpengaruh dalam membentuk kepribadiannya di masa berikutnya. Dengan kata lain, apa yang menjadi kecendrungan seseorang di masa dewasa sesungguhnya merupakan pantulan dari berbagai hasrat yang tersembunyi di masa kanak-kanaknya.

Hal inilah yang menjadi titik tolak Freud dalam menafsirkan karya seni. Ia memahaminya bukan sebagaimana lazimnya yang dilakukan oleh para kritikus seni, yang melihat seni dari sisi artistik, melainkan dari sisi psikologisnya, yaitu bagaimana proses panjang yang terjadi dibalik terciptanya sebuah karya tersebut. Karena itu untuk memahami sebuah karya seni, bagi Freud harus dimulai dengan pertanyaan: Bagaimana seniman memperoleh materinya? Jawabannya adalah: riwayat psikis senimannya.

Pandangan Freud tentang seni lukis tergambar dalam bukunya The Da Vinci Memories. Dalam buku ini Frued menulis sejarah kehidupan Leonardo Da Vinci (1452-1519), seorang seniman besar (pelukis) dan ilmuwan Italia, dari sudut pandang psikoanlisa. Freud menyatakan bahwa masa kecil Leonardo bersama ibunya yang lembut penuh kasih merupakan masa awal pembentukan insting cinta dan seksualitas Leonardo. Namun semua itu hanya berlangsung seketika, karena terhenti sejak kepergian sang ibu dimana akhirnya Leonardo berubah status menjadi anak angkat dari isteri ayahnya yang baru. Kemudian ditambahkan bahwa kehidupan Leonardo boleh dikatakan tidak pernah tersentuh oleh cinta dan penyaluran hasrat seksualitasnya dengan seorang perempuan, bahkan Freud berpendapat bahwa Leonardo akhirnya tumbuh menjadi seorang homoseksual. Semua ini akhirnya menyebabkan proses perkembangan insting cinta dan seksualitas Leonardo terganggu dan mengalami represi (penekanan), sekaligus mempengaruhi kepribadiannya menjadi neurotik. Semua inilah yang akhirnya juga mempengaruhi lukisan-lukisan Leonardo di kemudian hari setelah ia dewasa.

Tentang lukisan Leonardo, Freud menulis: “Semua orang yang melihat lukisan-lukisan Leonardo akan selalu mengingat senyuman khas yang mempesona sekaligus membingungkan dari tokoh-tokoh yang dilukisnya”. Seorang Muther, kata Freud, pernah menulis: “Apa yang mempesona bagi orang yang melihatnya adalah kekuatan ghaib dibalik senyuman itu ….. yang tersenyum pada kita dengan menggairahkan, yang menatap ke depan dengan dingin tanpa jiwa, namun tak seorang pun mampu memecahkan teka-teki senyumannya, tidak seorang pun mampu membaca pikirannya. Semuanya kelihatan misterius seperti mimpi, yang diwarnai dengan sensualitas yang penuh birahi”. Namun bagi Freud, semua itu bukanlah sesuatu yang mengherankan, karena dengan meninjau lembaran sejarah masa kecil Leonardo, maka senyuman khas bibir para tokoh dalam lukisan itu akan terungkap dengan sendirinya.

Bagi Freud, semua itu adalah ekspresi dari endapan masa lalu Leonardo yang tersimpan di alam bawah sadarnya. Senyum Monalisa, termasuk juga senyum wanita pada setiap figur lukisan Leonardo, tidak lain merupakan gambaran tentang ibu Leonardo sendiri, Caterina. Ibunya-lah yang memiliki senyum misterius itu, yang pernah dia lupakan namun dia temukan kembali pada senyum Florentine, yang menjadi model pada lukisan Monalisa. Kenangan bersama ibunya dimasa kecil, yang tidak pernah terulang, muncul kembali setelah ia dewasa. Hasratnya untuk mencium bibir seorang perempuan, yang pernah ia rasakan saat ibunya membelai dan mengecupnya dengan penuh kegairahan, telah lama terpendam sebagai obsesi terlarang dan terpendam. Maka setelah ia dewasa dan menjadi seorang pelukis, hal itu dilakukannya dengan kuas pada kanvas dengan melukis senyuman sebagai pusat perhatian dari setiap lukisannya. Itulah kompensasi dari hasrat Leonardo.

Demikianlah Freud menafsirkan sebuah lukisan. Apa yang di ekspresikan seorang pelukis di atas kanvas ditafsirkan sebagai simbol dari berbagai hasratnya yang tersembunyi sejak masa kanak-kanak. Ia menolak, seperti dikatakan Peter Gray, untuk menjadikan kreativitas seni sebagai bahan kajiannya. Karena itu berbagai pertimbangan artistik oleh seorang pelukis, seperti yang juga dilakukan para kritikus seni dalam menilai sebuah karya seni, semisal soal komposisi, aksentuasi, psikologi warna dan seterusnya tidak akan menjadi pertimbangan bagi Freud dalam memahami sebuah lukisan. Baginya, apapun yang digambarkan seorang pelukis, ujung-ujungnya tetap ditarik sebagai pantulan dari pengalaman masa lalu pelukisnya, meskipun hal itu tidak disadari atau tidak diakui oleh pelukisnya. Karena sesuai dengan teori psikoanalisanya, apa yang digambarkan seorang seniman tetap merupakan refleks dari fantasi-fantasi yang terpedam dalam alam bawah sadarnya.



Selamat untuk Jurusan Tekstil SMKN 1 Ampek Angkek



Jurusan tekstil telah meluluskan 20 orang siswa terbaiknya, separoh dari itu akan melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi yang ada di Sumatra Barat sebagai mahasiswa undanggan. Selamat saya ucapkan pada mereka semoga alumni SMKN 1 Ampek Angkek dapat mengukir prestasi di jagat Seni Rupa. Pesan saya pada anak anak kami: Saat ini ditanganmu sudah ada roh seni. Tinggal kamu kibarkan bendera perjuangan. Salam produktifitas!

Asril

Perjuangan Siswa Kelas XII SMKN 1 Ampek Angkek 2010/2011

Dengan ini kami guru kelas XII merasa bangga dengan keberhasilan yang telah dicapai siswa kelas XII tahun pelajaran 2010/2011, karena berhasil lulus 100 persen.

Tidak menyesal kami sering nyinyir untuk menegur kalian yang kadang-kadang tidak peduli ketika kami mengajar. Selamat ya. Lanjutkan. Tugas kalian masih panjang untuk mencapai masa depan. Mudah-mudahan berhasil mengejar cita-cita. Gambate Kudasai!

Firdaus

Selamat untuk Kelas III SMK N 1 Ampek Angkek 2010/2011

Bapak turut mengucap Syukur Alhamdulillah atas Ridho dan RahmatNya kalian semua lulus 100% dalam ujian, dan semua berhasil menamatkan studi di SMKN 1 Ampek Angkek. Kiranya langkah dan semangat untuk mengejar cita-cita dan masa depan makin terbuka lebar, sehingga semua dapat diraih dengan mudah. Amin!

Selamat untuk Situs SMKN 1 Ampek Angkek

Selamat atas launching situs SMKN 1 Ampek Angkek.
Semoga cepat berkembang dan bermanfat bagi kita semua.

Ramizal

Jumat, 20 Mei 2011

Download Gratis Ebook Tutorial Teknik Tata Busana untuk SMK

Download Gratis Ebook Tutorial Teknik Tata Busana


Format File: PDF 2.08 MB

Diterbitkan oleh: Andriani

Contoh Tunik dalam Sejarah Busana


Contoh Tunik dalam Sejarah Busana


Diterbitkan oleh: Andriani

Sumber: Ernawati - Izwerni - Weni Nelmira


Kampus SMKN 1 Ampek Angkek Dilihat dari Udara

Kampus SMKN 1 Ampek Angkek Dilihat dari Udara

Ketinggian: 2.85 km




Kampus SMKN 1 Ampek Angkek Dilihat dari Udara

Ketinggian: 1.35 km


Sumber: Google Earth
Tanggal Pencitraan: 27 Juni 2006

Download Gratis Antivirus Smadav Terbaru Rev 8.7

Download Gratis Antivirus Smadav Terbaru Rev 8.7

DOWNLOAD
Format File exe: 717 KB

Download Gratis Antivirus Smadav versi 8.4

Download Gratis Smadav versi 8.4


DOWNLOAD
Format File rar: 1.14 MB


Download Gratis Antivirus Avira Terbaru Versi 10.2.0.703


Download Gratis Antivirus Avira Terbaru Versi 10.2.0.703


DOWNLOAD

Format File: exe 66.13 MB


Download Gratis Antivirus Avira Terbaru Versi 10.0.0.648


Download Gratis Antivirus Avira Terbaru Versi 10.0.0.648



Format File rar: 50.24 MB

Download Gratis Antivirus AVG versi 10.0.1375


Download Gratis Antivirus AVG Terbaru versi  10.0.1375


DOWNLOAD
Format File rar: 162.78 MB


Download Gratis Antivirus Avast versi 6.0.1125


Download Gratis Antivirus Avast Terbaru Versi 6.0.1125


Format File rar: 54.29 MB


Download Gratis Software Teropong Luar Angkasa


Download Gratis Software Teropong Luar Angkasa


DOWNLOAD
Format File: rar 13.70 MB

Download Gratis Google Earth Terbaru versi 6.0.3.2197


Download Gratis Google Earth Terbaru versi 6.0.3.2197


DOWNLOAD
Format File: rar 13.70 MB


Mengapa Berbohong, Anakku?

“Ini blackberry siapa..?” ibu bertanya kepada Lina yang hanya diam termangu, dan dengan wajah pucat Lina menjawab tergagap, ”hmm... ini punya kawanku, aku dititipkan olehnya, dan aku.. lupa mengembalikannya..” Dengan tangan gemetaran Lina mencoba mengambil kembali blackberry berwarna putih yang harganya cukup mahal untuk anak seusia Lina yang baru duduk di bangku kelas 6 SD.

Sebagai seorang ibu, nalurinya telah melihat bawhwa ada tanda-tanda kebingungan dan kegelisahan pada anaknya ketika ditanya, dan dibalik kegelisahan anaknya itu, ibu bisa mengerti bahwa anaknya telah berdusta dan menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh ibunya. Namun sebagai ibu, ibu Iin sangat bijaksana. Dia tidak memaksa anaknya untuk mengakuinya, dia diam saja dan perlahan menyerahkan pada anaknya blackberry yang masih nampak baru dan lucu, karena dilapisi chasing atau penutup blackberry berwarna pink yang sangat imut dan cantik.
Dengan lembut ibu memberikan kembali blackberry tersebut pada Lina. Lina pun menerima dengan senang hati. Namun Lina nampak merasa bersalah yang sangat karena sudah membohongi ibunya yang sangat pengertian dan baik hati. Walaupun ibu diam saja, namun Lina tahu bahwa ibu tahu dan mengerti sesuatu, namun ibu tidak marah, malah Lina yang merasa tidak enak.

Lina pun menyimpan blackberrynya dengan baik di dalam laci lemari, kemudian setelah menenangkan dirinya, Lina perlahan keluar dan berdoa semoga ayah tidak tahu dan tidak marah-marah yang akan membuat perasaannya semakin merasa tidak enak. Diam-diam Lina berencana akan mengakui perbuatannya dan mengatakan pada ibu bahwa dia ingin sekali memiliki blackberry, namun karena khawatir ibu tidak kasih, selain harganya yang sangat mahal, juga karena Lina yang sekarang sudah berusia kelas 6, akan mengikuti ujian akhir nasional dan UAS yang akan diadakan 4 bulan lagi. Ayah dan ibu Lina sudah pasti tidak akan mau membelikan blackberry karena khawatir Lina akan bermain terus dengan blackberrynya.

Dikarenakan keinginan Lina yang sangat besar untuk memiliki blackberry, Lina pun mengumpulkan uang dan meminta pada tente serta neneknya ketika lebaran kemarin untuk menambah uang ampawnya (uang saku yang diberikan ketika berlebaran), dan pada saat itu Lina merasakan perasaan yang sangat bersalah sekali. Ibu hanya diam saja, dan bersikap seakan-akan tidak ada apa-apa, namun karena Lina dibesarkan dalam sebuah keluarga yang selalu terbuka dan tidak pernah berbohong, maka perlakuan ibu yang diam saja dan tidak menuduh serta tidak marah, bahkan dengan tidak menyerang dengan kalimat yang menyakitkan lalu mendiamkan Lina seakan Lina tidak bersalah apa-apa, membuat Lina akhirnya mengaku. Tidak lama kemudian Lina bertekad menyerahkan blackberrynya kepada ibunya yang memang bukan milik kawannya. Setelah sholat magrib, di dalam hatinya, Lina membulatkan tekadnya untuk memberikan blackberrynya pada ibu, dimana ibu menerimanya dengan senang hati.

“Lina mau blackberry ini?” ibu bertanya hati hati. “ibu tahu ini bukan punya Lina..”? Lina bertanya takut-takut tanpa memandang wajah ibunya. “Ibu tidak tahu, apakah ini punya Lina atau bukan, karena setahu ibu, Lina tidak pernah minta dibelikan dan ibu serta ayahpun juga belum pernah membelikan blackberry seperti ini karena belum waktunya,” ibu menjawab dengan tenang. Akhirnya Lina menangis dan dengan suara terisak-isak, Lina mengakui semua kesalahannya dan berjanji untuk memberitahu ibu bila dia menginginkan sesuatu dan minta ijin kepada ibu bila akan membeli sesuatu.

Ternyata teguran yang lembut sungguh sangat efektif bagi seorang anak bila melakukan kesalahan daripada teguran yang penuh dengan kekerasan, menyakitkan dan teriakan serta tuduhan yang malah akan membuat sang anak merasa benci dan membuat benteng dalam dirinya. Sehingga untuk tahap selanjutnya bukannya penyelesaian yang baik yang didapat, namun penyelesaian dengan cara yang tidak menyenangkan, bahkan bisa jadi akan terjadi perang dingin dan ketidaknyamanan yang terjadi diantara ibu dan anak.

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS: Ali Imran: 159)


Diterbitkan kembali oleh : Zulfahmi
Sumber: Jendela Hati